PTPN VI memiliki 14 (empat belas) Unit Usaha, 8 (delapan) Pabrik Kelapa Sawit (PKS) dengan kapasitas keseluruhan 305 ton TBS per jam, 1 (satu) pabrik karet remah (CRF) dengan kapasitas pengolahan 20 ton karet kering per hari, 2 (dua) pabrik teh dengan kapasitas pengolahan 125 ton daun basah per hari, dan 2 (dua) unit mesin teh celup dengan kapasitas 1 (satu) mesin teh celup 150 kotak per jam atau 2,5 kotak per menit. Bahan baku pengolahan pabrik, selain diperoleh dari hasil panen perkebunan sendiri, perusahaan juga membeli Tandan Buah Segar (TBS) kelapa sawit, Bahan Olah Karet (Bokar), dan pucuk daun teh dari petani pekebun di sekitar lokasi keberadaan perusahaan.
Sebagai realisasi dari upaya perluasan areal, PTPN VI saat ini memiliki anak perusahaan,
yaitu :
PT. Alam Lestari Nusantara
Minyak sawit adalah minyak nabati yang berasal dari ekstrak dari daging buah berondolan buah sawit. PTPN VI dalam pengolahan TBS di PKS-nya ingin menghasilkan kualitas CPO terbaik dengan ALB 3,5; Kadar Air 0,15; dan Kadar Kotoran 0,020. Produksi Minyak Sawit PTPN VI pada Tahun 2019 sebanyak 122.217.883 kg (122.217 Ton)..
Inti sawit merupakan produk sampingan dari minyak sawit, yang berasal dari biji atau bungkil dari buah sawit yang mengandung minyak. PTPN VI telah menjual Inti Sawit dengan standar ALB < 1%; Kadar Air max. 6%; dan Kadar Kotoran Max. 7%. Produksi Inti Sawit PTPN VI pada Tahun 2019 sebanyak 18.433.078 kg (18.433 Ton).
PTPN VI memiliki 2 (dua) Unit Pabrik Teh masing-masing di Unit Usaha Kayu Aro (Jambi) kapasitas 90 Ton Daun Basah per hari dan Unit Usaha Danau Kembar (Sumatera Barat) kapasitas 35 Ton Daun Basah per Hari. Produksi Daun Teh Basah pada Tahun 2019 sebanyak 24.806.740 kg (24.806 Ton). PTPN VI terus-menerus melakukan perbaikan pada proses pengolahan untuk mendapatkan the special berkualitas tinggi yang konsisten dan berkelanjutan. Salah satu langkah strategis yang diambil adalah dengan meningkatkan penerimaan mutu pucuk menjadi 60%. Untuk mencapai tingkat efisiensi yang maksimum dalam pengolahan teh, PTPN VI secara berkelanjutan berupaya untuk meningkatkan produksi dan produktivitas.
Sejak Tahun 2014, Direksi memutuskan untuk mengkonversi 500 Ha Tanaman Teh menjadi Tanaman Kopi Arabica. Hal ini disebabkan pertimbangan tingginya permintaan terhadap Kopi Arabica yang sangat cocok di budidayakan di areal Unit Usaha Kayu Aro serta komoditi teh yang terus tertekan dalam persaingan dengan Teh dari Kenya dan Vietnam. Pada Tahun 2019, produksi kopi basah PTPN VI sebanyak 88.954 kg.